Inquiry
Pembelajaran berdasarkan inquiry
merupakan seni penciptaan situasi-situasi sedemikian rupa sehingga siswa
mengambil peran sebagai ilmuwan. Dalam situasi-situasi ini siswa
berinisiatif untuk mengamati dan menanyakan gejala alam, mengajukan
penjelasan-penjelasan tentang apa yang mereka lihat, merancang dan melakukan
pengujian untuk menunjang atau menentang teori-teori mereka, menganalisis data,
menarik kesimpulan dari data eksperimen, merancang dan membangun model, atau
setiap kontribusi dari kegiatan tersebut di atas.
Sund, seperti yang dikutip oleh
Suryosubroto dalam Trianto (2009) menyatakan bahwa, Inquiry merupakan perluasan
proses discovery, yang digunakan lebih mendalam, inkuiry yang dalam
bahasa InggrisInquiry berarti pertanyaan, atau pemeriksaan,
penyelidikan. Inkuiri sebagai suatu proses umum yang dilakukan manusia untuk
mencari atau memahami informasi.
Gulo, (2005) menyatakan bahwa,
strategi inkuiri berarti suatu rangkaian kegiatan belajar yang melibatkan
secara maksimal seluruh kemampuan siswa untuk mencari dan menyelidiki secara
sistematis, kritis, logis, analitis, sehingga mereka dapat merumuskan
sendiri penemuannya dengan penuh percaya diri.
Sasaran utama kegiatan pembelajaran
inkuiri adalah :
1. Keterlibatan
siswa secara maksimal dalam proses kegiatan belajar
2. Keterarahan
kegiatan secara maksimal dalam proses kegiatan belajar
3. Mengembangkan
sikap percaya pada diri siswa tentang apa yang ditemukan dalam proses inkuiri.
Kondisi Umum yang merupakan syarat
timbulnya kegiatan inkuiri bagi siswa adalah :
1. Aspek
sosial di kelas dan suasana terbuka yang mengundang siswa berdiskusi.
2. Inkuiri
berfokus pada hipotesis
3. Penggunaan
fakta sebagai evidensi (informasi, fakta )
Untuk menciptakan kondisi seperti
itu, peranan guru adalah sebagai berikut:
1. Motivator,
memberi rangsangan agar siswa aktif dan bergairah berfikir.
2. Fasilitator,
menunjukkan jalan keluar jika siswa mengalami kesulitan
3. Penanya
, menyadarkan siswa dari kekeliruan yang mereka buat
4. Administrator,
bertanggungjawab terhadap seluruh kegiatan kelas
5. Pengarah,
memimpin kegiatan siswa untuk mencapai tujuan yang diharapkan
6. Manajer,
mengelola sumber belajar, waktu, dan organisasi kelas
7. Rewarder,
memberikan penghargaan pada prestasi yang dicapai siswa.
Pembelajaran inkuiri dirancang untuk
mengajak siswa secara langsung ke dalam proses ilmiah kedalam waktu yang
relative singkat, Hasil penelitian Schlenker dalam joice dan weil (1992)
menunjukkan bahwa latihan inkuiri dapat meningkatkan pemahaman sains, produktif
dalam berfikir kreatif dan siswa menjadi trampil dalam memperoleh dan
menganalisis informasi.
Konsep Dasar Strategi Pembelajaran
Inquiry
Strategi pembelajaran inquiry adalah
rangkaian kegiatan pembelajaran yang menekankan pada proses berpikir secara
kritis dan analitis untuk mencari dan menemukan sendiri jawaban yang sudah
pasti dari suatu masalah yang dipertanyakan (Sanjaya, 2009). Proses berpikir
itu sendiri biasanya dilakukan melalui tanya jawab antara guru dan siswa.
Menurut Sanjaya (2009) bahwa
strategi pembelajaran inquiry, memiliki beberapa ciri utama, yaitu:
1. Strategi Inquiry menekankan pada
aktivitas siswa secara maksimal untuk mencari dan menemukan, artinya strategi
inquiry menempatkan siswa sebagai subjek belajar. Dalam proses pembelajaran
siswa tidak hanya berperan sebagai penerima pelajaran melalui penjelasan guru
secara verbal, akan tetapi mereka berperan untuk menemukan sendiri inti dari
materi pelajaran itu sendiri.
2. Seluruh aktivitas yang dilakukan
siswa diarahkan untuk mencari dan menemukan jawaban sendiri yang sifatnya sudah
pasti dari sesuatu yang sudah dipertanyakan, sehingga diharapkan dapat
menumbuhkan sifat percaya diri. Dalam strategi pembelajaran inquiry, guru bukan
sebagai sumber belajar tetapi sebagai fasilitator dan motivator belajar siswa.
3. Tujuan dari penggunaan strategi
pembelajaran inquiry adalah mengembangkan kemampuan berpikir secara sistematis,
logis dan kritis.
Strategi Pembelajaran Inkuri efektif
apabila :
1. Guru
mengharapkan siswa dapat menemukan sendiri jawaban dari suatu permasalahan yang
ingin dipecahkan.
2. Jika
bahan pelajaran yang akan diajarkan tidak berbentuk fakta atau konsep yang
sudah jadi,akan tetapi sebuah kesimpulan yang perlu pembuktian.
3. Jika
proses pembelajaran berangkat dari ingin tahu siswa terhadap sesuatu.
4. Jika
akan mengajar pada sekelompok siswa yang rata-rata memiliki kemamuan dan
kemampuan berpikir.
5. Jika
siswa yang belajar tak terlalu banyak sehingga bisa dikendalikan oleh guru.
6. Jika
guru memiliki waktu yang cukup untuk menggunakan pendekatan yang berpusat pada
siswa.
Prinsip–prinsip Penggunaan Inquiri
Ada beberapa prinsip yang harus
diperhatikan dalam penggunaan inquiri menurut Sanjaya (2009).
1. Berorientasi
pada pengembangan intelektual
Tujuan utama dari strategi inquiri
adalah pengembangan kemampuan berfikir. Dengan demikian , strategi pembelajaran
ini selain berorientasi pada hasil belajar juga berorientasi pada proses
belajar. Karena itu, kriteria keberhasilan dari proses pembelajaran dengan
menggunkan strategi inquiri bukan ditentukan sejauh mana siswa dapat menguasai
materi pelajaran, akan tetapi sejauh mana siswa beraktivitas mencari dan
menemukan.
2. Prinsip
Interaksi
Proses pembelajaran pada dasarnya
adalah proses interaksi, baik interaksi antara siswa maupun interaksi siswa
dengan guru bahkan antara siswa dengan lingkungan. Pembelajaran sebagai proses
interaksi berarti menempatkan guru bukan sebagai sumber belajar, tetapi sebagai
pengatur lingkungan atau pengatur interaksi itu sendiri.
3. Prinsip
Bertanya
Peran guru yang harus dilakukan
dalam menggunkaan model inquiri adalah guru sebagai penanya. Sebab kemampuan
siswa untuk menjawab setiap pertanyaan pada dasarnya sudah merupakan sebagian
dari proses berfikir.
4. Prinsip
Belajar untuk Berfikir
Belajar bukan hanya mengingat
sejumlah fakta, akan tetapi belajar adalah proses berfikir (learning how to
think) yakni proses mengembangkan potensi seluruh otak, baik otak kiri
maupun otak kanan. Pembelajaran berfikir adalah pemanfaatan dan penggunaan otak
secara maksimal.
5. Prinsip
Keterbukaan
Pembelajaran yang bermakna adalah
pembelajaran yang menyediakan berbagai kemungkinan sebagai hipotesis yang harus
dibuktikan kebenarannya. Tugas guru adalah menyediakan ruang untuk memberikan
kesempatan kepada siswa mengembangkan hipotesis dan secara terbuka membuktikan
kebenaran hipotesis yang diajukan.
Pelaksanaan Pembelajaran Inkuiri
Gulo (2005) menyatakan bahwa,
inkuiri tidak hanya mengembangkan kemampuan intelektual tetapi seluruh potensi
yang ada, termasuk pengembangan emosional dan keterampilan.
Secara umum proses pembelajaran SPI
dapat mengikuti langkah-langkah sebagai berikut :
1. Orientasi
Pada tahap ini guru melakukan
langkah untuk membina suasana atau iklim pembelajaran yang kondusif. Hal yang
dilakukan dalam tahap orientasi ini adalah:
a. Menjelaskan
topik, tujuan, dan hasil belajar yang diharapkan dapat dicapai oleh siswa
b. Menjelaskan
pokok-pokok kegiatan yang harus dilakukan oleh siswa untuk mencapai tujuan.
Pada tahap ini dijelaskan langkah-langkah inkuiri serta tujuan setiap langkah,
mulai dari langkah merumuskan merumuskan masalah sampai dengan merumuskan
kesimpulan
c. Menjelaskan
pentingnya topik dan kegiatan belajar. Hal ini dilakukan dalam rangka
memberikan motivasi belajar siswa.
2. Merumuskan
masalah
Merumuskan masalah merupakan langkah
membawa siswa pada suatu persoalan yang mengandung teka-teki. Persoalan yang
disajikan adalah persoalan yang menantang siswa untuk memecahkan teka-teki itu.
Teka-teki dalam rumusan masalah tentu ada jawabannya, dan siswa didorong untuk
mencari jawaban yang tepat. Proses mencari jawaban itulah yang sangat penting
dalam pembelajaran inkuiri, oleh karena itu melalui proses tersebut siswa akan
memperoleh pengalaman yang sangat berharga sebagai upaya mengembangkan mental
melalui proses berpikir.
3. Merumuskan
hipotesis
Hipotesis adalah jawaban sementara
dari suatu permasalahan yang dikaji. Sebagai jawaban sementara, hipotesis perlu
diuji kebenarannya. Salah satu cara yang dapat dilakukan guru untuk
mengembangkan kemampuan menebak (berhipotesis) pada setiap anak adalah dengan
mengajukan berbagai pertanyaan yang dapat mendorong siswa untuk dapat
merumuskan jawaban sementara atau dapat merumuskan berbagai perkiraan
kemungkinan jawaban dari suatu permasalahan yang dikaji.
4. Mengumpulkan
data
Mengumpulkan data adalah aktifitas
menjaring informasi yang dibutuhkan untuk menguji hipotesis yang diajukan.
Dalam pembelajaran inkuiri, mengumpulkan data merupakan proses mental yang
sangat penting dalam pengembangan intelektual. Proses pemgumpulan data bukan
hanya memerlukan motivasi yang kuat dalam belajar, akan tetapi juga membutuhkan
ketekunan dan kemampuan menggunakan potensi berpikirnya.
5. Menguji
hipotesis
Menguji hipotesis adalah menentukan
jawaban yang dianggap diterima sesuai dengan data atau informasi yang diperoleh
berdasarkan pengumpulan data. Menguji hipotesis juga berarti mengembangkan
kemampuan berpikir rasional. Artinya, kebenaran jawaban yang diberikan bukan
hanya berdasarkan argumentasi, akan tetapi harus didukung oleh data yang
ditemukan dan dapat dipertanggungjawabkan.
6. Merumuskan
kesimpulan
Merumuskan kesimpulan adalah proses
mendeskripsikan temuan yang diperoleh berdasarkan hasil pengujian hipotesis.
Untuk mencapai kesimpulan yang akurat sebaiknya guru mampu menunjukkan pada
siswa data mana yang relevan.
Langkah – langkah menerapkan model
pembelajaran inquiry didalam kelas :
1. Membentuk
kelompok-kelompok inkuiri. Masing-masing kelompok dibentuk berdasarkan rentang
intelektal dan keterampilan-keterampilan social
2. Memperkenalkan
topik-topik inkuiri kepada semua kelompok. Tiap kelompok diharapkan memahami
dan berminat mempelajarinya.
3. Membentuk
posisi tentang kebijakan yang bertalian dengan topik, yakni pernyataan apa yang
harus dikerjakan. Mungkin terdapat satu atau lebih solusi yang diusulkan
terhadap masalah pokok.
4. Merumuskan
semua istilah yang terkandung di dalam proposisi kebijakan.
5. Menyelidiki
validitas logis dan konsisten internal pada proposisi dan unsur-unsur
penunjangnya.
6. Mengumpulkan
evidensi (bukti) untuk menunjang unsur-unsur proposes
7. Menganalisis
solusi solusi yang diusulkan dan mencari posisi kelompok
8. Menilai
proses kelompok.
Kemudian pendekatan inkuiri terbagi
menjadi tiga jenis berdasarkan besarnya intervensi guru terhadap siswa atau
besarnya bimbingan yang diberikan oleh guru kepada siswanya.
Ketiga jenis pendekatan inkuiri
tersebut adalah:
1. Inkuiri
Terbimbing (guided inquiry approach)
Pendekatan inkuiri terbimbing yaitu
pendekatan inkuiri dimana guru membimbing siswa melakukan kegiatan dengan
memberi pertanyaan awal dan mengarahkan pada suatu diskusi. Guru mempunyai
peran aktif dalam menentukan permasalahan dan tahap-tahap pemecahannya.
Pendekatan inkuiri terbimbing ini digunakan bagi siswa yang kurang
berpengalaman belajar dengan pendekatan inkuiri. Dengan pendekatan ini siswa
belajar lebih beorientasi pada bimbingan dan petunjuk dari guru hingga siswa
dapat memahami konsep-konsep pelajaran. Pada pendekatan ini siswa akan
dihadapkan pada tugas-tugas yang relevan untuk diselesaikan baik melalui
diskusi kelompok maupun secara individual agar mampu menyelesaikan masalah dan
menarik suatu kesimpulan secara mandiri.
Pada dasarnya siswa selama proses
belajar berlangsung akan memperoleh pedoman sesuai dengan yang diperlukan. Pada
tahap awal, guru banyak memberikan bimbingan, kemudian pada tahap-tahap
berikutnya, bimbingan tersebut dikurangi, sehingga siswa mampu melakukan proses
inkuiri secara mandiri. Bimbingan yang diberikan dapat berupa
pertanyaan-pertanyaan dan diskusi multi arah yang dapat menggiring siswa agar
dapat memahami konsep pelajaran matematika. Di samping itu, bimbingan dapat
pula diberikan melalui lembar kerja siswa yang terstruktur. Selama
berlangsungnya proses belajar guru harus memantau kelompok diskusi siswa,
sehingga guru dapat mengetahui dan memberikan petunjuk-petunjuk dan scafoldingyang
diperlukan oleh siswa.
2. Inkuiri
Bebas (free inquiry approach).
Pada umumnya pendekatan ini
digunakan bagi siswa yang telah berpengalaman belajar dengan pendekatan
inkuiri. Karena dalam pendekatan inkuiri bebas ini menempatkan siswa
seolah-olah bekerja seperti seorang ilmuwan. Siswa diberi kebebasan menentukan
permasalahan untuk diselidiki, menemukan dan menyelesaikan masalah secara
mandiri, merancang prosedur atau langkah-langkah yang diperlukan.
Selama proses ini, bimbingan dari
guru sangat sedikit diberikan atau bahkan tidak diberikan sama sekali. Salah
satu keuntungan belajar dengan metode ini adalah adanya kemungkinan siswa dalam
memecahkan masalah open ended dan mempunyai alternatif
pemecahan masalah lebih dari satu cara, karena tergantung bagaimana cara mereka
mengkonstruksi jawabannya sendiri. Selain itu, ada kemungkinan siswa menemukan
cara dan solusi yang baru atau belum pernah ditemukan oleh orang lain dari
masalah yang diselidiki.
Sedangkan belajar dengan metode ini
mempunyai beberapa kelemahan, antara lain:
a. Waktu
yang diperlukan untuk menemukan sesuatu relatif lama sehingga melebihi waktu
yang sudah ditetapkan dalam kurikulum,
b. Karena
diberi kebebasan untuk menentukan sendiri permasalahan yang diselidiki, ada
kemungkinan topik yang diplih oleh siswa di luar konteks yang ada dalam
kurikulum,
c. Ada
kemungkinan setiap kelompok atau individual mempunyai topik berbeda, sehingga
guru akan membutuhkan waktu yang lama untuk memeriksa hasil yang diperoleh
siswa,
d. Karena
topik yang diselidiki antara kelompok atau individual berbeda, ada kemungkinan
kelompok atau individual lainnya kurang memahami topik yang diselidiki oleh
kelompok atau individual tertentu, sehingga diskusi tidak berjalan sebagaimana
yang diharapkan.
3. Inkuiri
Bebas yang Dimodifikasikan (modified free inquiry approach)
Pendekatan ini merupakan kolaborasi
atau modifikasi dari dua pendekatan inkuiri sebelumnya, yaitu: pendekatan
inkuiri terbimbing dan pendekatan inkuiri bebas. Meskipun begitu permasalahan
yang akan dijadikan topik untuk diselidiki tetap diberikan atau mempedomani
acuan kurikulum yang telah ada. Artinya, dalam pendekatan ini siswa tidak dapat
memilih atau menentukan masalah untuk diselidiki secara sendiri, namun siswa
yang belajar dengan pendekatan ini menerima masalah dari gurunya untuk
dipecahkan dan tetap memperoleh bimbingan. Namun bimbingan yang diberikan lebih
sedikit dari Inkuiri terbimbing dan tidak terstruktur.
Dalam pendekatan inkuiri jenis ini
guru membatasi memberi bimbingan, agar siswa berupaya terlebih dahulu secara
mandiri, dengan harapan agar siswa dapat menemukan sendiri penyelesaiannya.
Namun, apabila ada siswa yang tidak dapat menyelesaikan permasalahannya, maka
bimbingan dapat diberikan secara tidak langsung dengan memberikan contoh-contoh
yang relevan dengan permasalahan yang dihadapi, atau melalui diskusi dengan
siswa dalam kelompok lain.
Keunggulan dan Kelemahan SPI
1. Keunggulan
:
a. SPI
merupakan strategi pembelajaran yang menekankan kepada pengembangan aspek
kognitif kognitif,afektif dan psikomotor secara seimbang,sehingga pembelajaran
melalui strategi ini dianggap lebih bermakna.
b. SPI
dapat memberikan ruang kepada siswa untuk belajar sesuai dengan gaya belajar
mereka.
c. SPI
merupakan strategi yang dianggap sesuai dengan perkembangan psikologi modern
yang menganggap belajar adalah proses perubahan.
d. SPI
dapat melayani kebutuhan siswa yang memiliki kemampuan diatas rata-rata.Artinya
siswa yang memiliki kemampuan belajar bagus tidak akan terhambat oleh siswa
yang lemah dalam belajar.
2. Kelemahan
a. SPI
digunakan sebagai strategi pembelajaran,maka akan sulit mengontrol kegiatan dan
keberhasilan siswa
b. Strategi
ini sulit dalam merencanakan pembelajaran oleh karena terbentur dalam kebiasaan
siswa dalam belajar
c. Kadang
kadang dalam implementasimnya,memerlukan waktu yang panjang sehingga sering
guru sulit menyesuaikannya dengan waktu yang telah ditentukan.
d. Selama
ketentuan keberhasilan belajar ditentukan oleh kemampuan siswa menguasai materi
pelajaran,maka SPI akan sulit diimplementasikan oleh setiap guru.
Pembelajaran dengan Metode Inkuiri
Suchman
Berdasarkan uraian pembelajaran
inkuiri umum, kita dapat melihat bahwa waktu dan sumber yang tersedia merupakan
permasalahan dalam pembelajaran. Menanggapi permasalahan ini, Richard Suchman
mengembangkan suatu pembelajaran inkuiri yang telah dimodifikasi. Hasil
penelitian yang telah dilakukan oleh Suchman tentang model inkuiri ini
menunjukkan bahwa keterampilan inkuiri siswa meningkat dan motivasi belajarnya
juga meningkat.
Dahlan dalam Trianto (2009)
menyatakan bahwa, Suchman berkeyakinan bahwa siswa akan menyadari tentang
proses penyelidikannya dan mereka dapat diajarkan tentang prosedur ilmiah
secara langsung. Selajutnya, Suchman berpendapat tentang pentingnya membawa
siswa pada sikap bahwa semua pengetahuan bersifat tentative. Joyce dalam
Trianto (2009) menyatakan, bahwa teori Suchman dapat dijabarkan sebagai berikut
:
1. Mengajak
siswa membayangkan seakan-akan dalam kondisi yang sebenarnya
2. Mengidentifikasi
komponen-komponen yang berada di sekeliling kondisi tersebut.
3. Merumuskan
permasalahan dan membuat hipotesis pada kondisi tersebut.
4. Memperoleh
data dari kondisi tersebut dengan membuat pertanyaan dan jawabannya “ya’
atau “tidak”.
5. Membuat
kesimpulan dari data-data yang diperolehnya.
Pembelajaran inkuiri dengan metode
Suchman menggunakan pertanyaan-pertanyaan yang diajukan pada siswa
sebagai alternative untuk prosedur pengumpulan data.
Inkuiri Suchman seperti yang dikutip
oleh Kardi dalam Trianto(2009) mempunyai kelebihan, yaitu :
1. Penelitian
dapat diselesaikan dalam waktu satu periode pertemuan. Waktu yang singkat ini
memungkinkan siswa dapat mengalami siklus inkuiri dengan cepat, dan pelatihan
mereka akan terampil melakukan inkuiri.
2. Lebih
efektif dalam semua bidang di dalam kurikulum.
Perbedaan utama antar inkuiri
Suchman dengan Inkuiri umum terletak pada proses pengumpulan data.
Suchman mengembangkan suatu motode
penemuan baru yang menuntun siswa mengumpulkan data melalui bertanya, maka dari
itu model pembelajaran inkuiri menurut Schuman harus memperhatikan :
1. Struktur
Sosial Pembelajaran. Suasana kelas yang nyaman merupakan hal yang penting dalam
pembelajaran inkuiri Suchman karena pertanyaan-pertanyaan harus berasal dari
siswa agar proses pembelajaran dapat berjalan dengan baik. Kerja sama guru
dengan siswa, siswa dengan siswa diperlukan juga adanya dorongan secara aktif
dari guru dan teman. Dua atau lebih siswa yang bekerja sama dalam berfikir dan
bertanya, akan lebih baik hasilnya jika dibanding bila siswa bekerja sendiri.
2. Peran
Guru. Pembelajaran inkuiri Suchman, peran guru memonitor pertanyaan siswa untuk
mencegah agar proses inkuiri, tidak sama dengan permainan tebakan. Hal ini
memerlukan dua aturan penting, yaitu : Pertanyaan harus dapat dijawab “ya” atau
“tidak” dan harus diucapkan dengan suatu cara siswa dapat menjawab pertanyaan
tersebut dengan melakukan pengamatan; Pertanyaan harus disusun sedemikian rupa
sehingga tidak mengakibatkan guru memberikan jawaban pertanyaan tersebut,
tetapi mengarahkan siswa untuk menemukan jawabannya sendiri.
3. Sintaks
Pembelajaran Inkuiri. Dalam upaya menanamkan konsep , misalnya konsep IPA
Biologi pokok bahasan saling ketergantungan pada siswa, tidak cukup hanya
sekedar ceramah. Pembelajaran akan lebih bermakna jika siswa diberi kesempatan
untuk tahu dan terlibat secara aktif dalam menemukan konsep-konsep dari
fakta-fakta yang dilihat dari lingkungan dengan bimbingan guru.
Pada penelitian ini tahapan
pembelajaran yang digunakan mengadaptasi dari tahapan pembelajaran inkuiri yang
dikemukakan oleh Eggen & Kauchak dalam Trianto (2009). Adapun tahapan
pembelajaran inkuiri sebagai berikut:
Tahap Pembejaran Inkuiri
Fase
|
Perilaku
Guru
|
1. Menyajikan
pertanyaan atau masalah
|
Guru membimbing siswa
mengidentifikasi masalah dan masalah dituliskan di papan. Guru membagi siswa
dalam kelompok.
|
2. Membuat
hipotesis
|
Guru memberikan kesempatan pada
siswa untuk curah pendapat dalam membentuk hipotesis. Guru membimbing siswa
dalam menentukan hipotesis yang relevan dengan permasalahan dan
memproiritaskan hipotesis mana yang menjadi prioritas penyelidikan.
|
3. Merancang
percobaan
|
Guru memberikan kesempatan pada
siswa untuk menentukan langkah-langkah yang sesuai dengan hipotesis yang akan
dilakukan . Guru membimbing siswa mengurutkan langkah-langkah percobaan
|
4. Melakukan
percobaan untuk memperoleh informasi
|
Guru membimbing siswa mendapatkan
informasi melalui percobaan
|
5. Megumpulkan
dan menganilisis data
|
Guru memberi kesempatan kepada
setiap kelompok untuk menyampaikan hasil pengolahan data yang terkumpul.
|
6. Membuat
kesimpulan
|
Guru membimbing siswa dalam
membuat kesimpulan.
|
Kesimpulan
Gulo dalam Trianto (2009) menyatakan
bahwa, strategi inkuiri berarti suatu rangkaian kegiatan belajar yang
melibatkan secara maksimal seluruh kemampuan siswa untuk mencari dan
menyelidiki secara sistematis, kritis, logis, analitis, sehingga mereka
dapat merumuskan sendiri penemuannya dengan penuh percaya diri.
Sasaran utama kegiatan pembelajaran
inkuiri adalah keterlibatan siswa secara maksimal dalam proses kegiatan
belajar, keterarahan kegiatan secara maksimal dalam proses kegiatan
belajar , mengembangkan sikap percaya pada diri siswa tentang apa yang
ditemukan dalam proses inkuiri. Namun dalam penerapannya, pembelajaran inkuiri
ini memiliki kelemahan seperti adanya kesulitan dalam mengontrol siswa,
ketidaksesuaian kebiasaan siswa dalam belajar, kadang memerlukan waktu yang
panjang dalam pengimplementasiannya, dan sulitnya dalam implementasi yang
dilakukan oleh guru bila keberhasilan belajar bergantung pada siswa.
Langkah-langkah pembelajaran inkuiri
adalah sebagai berikut orientasi, merumuskan masalah, merumuskan hipotesis,
mengumpulkan data, menguji hipotesis, merumuskan kesimpulan.
Posting Komentar