Masa anak awal disebut juga sebagai:
1. Usia sulit/mengundang masalah
Biasanya
anak pada usia ini bertingkah laku bandel, keras kepala, tidak nurut, menolak,
negativistik, melawan, marah tanpa alasan, sering bangun malam karena terganggu
mimpi buruk, takut yang tidak jelas sebabnya, cemburu pada kakak atau adik
2. Usia Bermain.
Anak
menghabiskan sebagian besar waktunya dengan bermain baik dengan teman-teman
seusianya maupun dengan mainan. Bermain dengan mainan mencapai puncaknya pada
awal masa kanak-kanak dan makin menurun saat anak mencapai usia sekolah.
Penurunan ini bukan berarti minat anak untuk bermain dengan mainan menurun,
tetapi hal ini terjadi karena pada awal usia sekolah anak mulai banyak
disibukkan dengan aktivitas permainan fisik yang tidak menggunakan mainan.
Ketika sendiri mereka masih bermain dengan mainan. Selama usia prasekolah, baik
di kelompok belajar (kober), Taman Kanak-kanak (TK)maupun di penitipan anak
semuanya menekankan permainan yang menggunakan mainan sehingga baik sendiri
maupun bersama teman seusianya, mainan merupakan unsur yang penting dalam permainan
mereka
3. Usia Prasekolah
Para
pendidik menyebut masa ini dengan istilah usia prasekolah. Karena pada usia ini
anak belum cukup tua untuk masuk pendidikan formal. Untuk mempersiapkan menuju
jenjang pendidikan formal anak di usia ini biasanya anak dimasukkan ke Taman
Kanak-Kanak maupun Kelompok bermain.
4. Usia Berkelompok
Para
psikolog menyebut masa ini dengan istilah usia berkelompok. Pada masa ini anak
belajar dasar-dasar perilaku sosial sebagai persiapan untuk kehidupan sosial
yang matang di masa-masa selanjutnya.
5. Usia Menjelajah
selain menyebut sebagai usia berkelompok, Para psikolog juga menyebut masa
ini dengan sebutan usia menjelajah. Pada masa ini anak-anak ingin mengetahui
kondisi lingkungan, bagaimana mekanismenya, bagaimana rasanya, dan bagaimana ia
bisa menjadi bagian lingkungan
6. Usia Bertanya
Sebutan
berikutnya menurut psikolog untuk masa ini adalah usia betanya. Salah satu cara
untuk menjelajah dan mencari tahu lingkungan sekitarnya adalah dengan bertanya.
Sehingga masa ini disebut dengan istilah usia bertanya.
7. Usia Meniru
Ciri
yang menonjol pada anak usia ini adalah meniru perilaku dan ucapan orang lain
sehingga pada masa ini disebut dengan istilah usia meniru.
Perkembangan Fisik
Selama masa anak-anak awal pertumbuhan fisik berlangsung lambat dibandingkan
dengan pertumbuhan pada masa bayi. Pertumbuhan lambat ini berlangsung sampai
mulai munculnya tanda-tanda pubertas. Meskipun selama masa anak-anak
pertumbuhan fisik mengalami kelambatan, namun keterampilan-keterampilan motorik
kasar dan halus justru berkembang pesat.
Tinggi dan Berat
Selama masa anak-anak awal, tinggi rata-rata bertambah 2,5 inci tiap tahun dan
berat badan bertambah antara 2,5 s.d. 3,5 kg. Pada usia 3 tahun, tinggi anak
sekitar 38 inci dan beratnya sekitar16,5 kg. pada usia 5 tahun, tinggi anak
mencapai 43,6 inci dan beratnya 21,5 kg (Mussen, Conger & Kagan, 1969).
Ketika anak usia prasekolah bertumbuh makin besar, persentase pertumbuhan dalam
tinggi dan berat berkurang setiap tahun. Selama masa ini, baik laki-laki maupun
perempuan terlihat makin langsing, sementara batang tubuh mereka makin panjang.
Perkembangan Otak
Di antara perkembangan fisik yang sangat penting selama masa anak-anak awal
adalah perkembangan otak dan sistem saraf. Meskipun otak terus berkembang pada
masa awal anak-anak, namun pertumbuhannya tidak sepesat pada masa bayi. Pada
saat bayi mencapai usia 2 tahun, ukuran otaknya rata-rata 75% otak orang
dewasa, dan pada usia 5 tahun ukuran otaknya mencapai 90% otak orang dewasa.
Salah satu penyebab pertambahan ukuran otak adalah karena adanya myelination,
yaitu suatu proses dimana sel-sel saraf ditutup dan disekat dengan suatu
lapisan sel-sel lemak. Proses ini berdampak pada peningkatan kecepatan
informasi. Beberapa ahli psikologi perkembangan percaya bahwa myelination
penting dalam pematangan sejumlah kemampuan anak-anak.
Perkembangan Motorik
Perkembangan fisik pada masa anak-anak ditandai dengan berkembangnya
keterampilan motorik baik kasar maupun halus. Pada usia 3 tahun anak sudah bisa
berjalan dengan baik dan pada usia 4 tahun anak hampir menguasai cara jalan
orang dewasa. Usia 5 tahun anak sudah terampil menggunakan kakinya untuk
berjalan dengan berbagai cara, seperti maju dan mundur, jalan cepat dan pelan,
melompat dan berjingkrak, berlari kesana-kemari, memanjat dsb yang kesemuanya
dilakukan dengan lebih halus dan bervariasi. Untuk lebih jelasnya berikut
disajikan tabel perkembangan motorik masa anak-anak awal
Usia (Tahun) Motorik kasar
Motorik Halus
2,5 – 3,5 Berjalan dengan baik, berlari lurus ke depan Meniru sebuah lingkaran,
tulisan cakar ayam, dapat makan menggunakan sendok, menyusun beberapa kotak
3,5 – 4,5 Berjalan dengan 80% langkah orang dewasa, berlari 1/3 kecepatan orang
dewasa, melempar dan menangkap bola besar tapi lengan masih kaku. Mengancingkan
baju, meniru bentuk sederhana, membuat gambar sederhana.
4,5 – 5,5 Menyeimbangkan badan di atas satu kaki, berlari jauh tanpa jatuh,
dapat berenang di air yang dangkal Menggunting, menggambar orang, meniru angka
dan huruf sederhana, membuat susunan yang komplek dengan kotak-kotak
Kondisi emosi
Selama masa kanak-kanak pola emosi anak sangat kuat hal ini terutama disebabkan
karena anak masih labil dan belum seimbang sehingga mudah meledak-ledak. Hal
ini mengakibatkan anak sangat sulit dibimbing dan diarahkan. Secara umum
terjadi pada masa anak awal namun nampak jelas pada anak usia 2,5 – 3,5 tahun
dan usia 5,5 sampai 6,5 tahun.
Pola-pola emosi yang umum pada anak marah
Selama masa anak awal kondisi emosi anak sangat kuat. Anak mudah terbawa
ledakan-ledakan emosional sehingga sulit diarahkan. Sering terjadi anak
ngambek, marah dan berteriak-teriak karena suatu hal yang sepele. Ketika orang
tua berusaha membujuknya, anak justru semakin meledak marahnya, memukul atau
melempar apa saja yang ada di sekitarnya. Hal ini bisa terjadi karena beberapa
hal, pertama anak mengalami frustasi dengan keadaannya sedangkan dia tidak
mampu mengungkapkan perasaannya dengan kata-kata atau ekspresi yang
diinginkannya. Kedua, bisa juga karena anak merasa terlalu dibatasi padahal
anak merasa mampu melakukan banyak hal. Kemungkinan ketiga bila anak tidak
dapat melakukan sesuatu padahal ia yakin bisa melakukannya. Hal ini sering
dialami oleh anak usia 2-3,5 tahun. Mengapa? Anak usia tersebut biasanya sudah mulai
mengerti banyak hal dari yang didengar, dilihat maupun dialaminya, tetapi
kemampuan bahasa atau berbicaranya masih sangat terbatas. Keempat, ledakan
emosi juga bisa terjadi karena anak kecapean, tidak mau tidur siang dan kurang
makan akibat terlalu asik bermain. Ledakan emosi kebanyakan lebih disebabkan
karena masalah psikologis daripada fisiologis. anak mengungkapkan marah dengan
nangis, teriak, melompat, memukul, menendang.
Selama masa anak-anak awal pertumbuhan fisik berlangsung lambat dibandingkan dengan pertumbuhan pada masa bayi. Pertumbuhan lambat ini berlangsung sampai mulai munculnya tanda-tanda pubertas. Meskipun selama masa anak-anak pertumbuhan fisik mengalami kelambatan, namun keterampilan-keterampilan motorik kasar dan halus justru berkembang pesat.
Tinggi dan Berat
Selama masa anak-anak awal, tinggi rata-rata bertambah 2,5 inci tiap tahun dan berat badan bertambah antara 2,5 s.d. 3,5 kg. Pada usia 3 tahun, tinggi anak sekitar 38 inci dan beratnya sekitar16,5 kg. pada usia 5 tahun, tinggi anak mencapai 43,6 inci dan beratnya 21,5 kg (Mussen, Conger & Kagan, 1969). Ketika anak usia prasekolah bertumbuh makin besar, persentase pertumbuhan dalam tinggi dan berat berkurang setiap tahun. Selama masa ini, baik laki-laki maupun perempuan terlihat makin langsing, sementara batang tubuh mereka makin panjang.
Perkembangan Otak
Di antara perkembangan fisik yang sangat penting selama masa anak-anak awal adalah perkembangan otak dan sistem saraf. Meskipun otak terus berkembang pada masa awal anak-anak, namun pertumbuhannya tidak sepesat pada masa bayi. Pada saat bayi mencapai usia 2 tahun, ukuran otaknya rata-rata 75% otak orang dewasa, dan pada usia 5 tahun ukuran otaknya mencapai 90% otak orang dewasa. Salah satu penyebab pertambahan ukuran otak adalah karena adanya myelination, yaitu suatu proses dimana sel-sel saraf ditutup dan disekat dengan suatu lapisan sel-sel lemak. Proses ini berdampak pada peningkatan kecepatan informasi. Beberapa ahli psikologi perkembangan percaya bahwa myelination penting dalam pematangan sejumlah kemampuan anak-anak.
Perkembangan Motorik
Perkembangan fisik pada masa anak-anak ditandai dengan berkembangnya keterampilan motorik baik kasar maupun halus. Pada usia 3 tahun anak sudah bisa berjalan dengan baik dan pada usia 4 tahun anak hampir menguasai cara jalan orang dewasa. Usia 5 tahun anak sudah terampil menggunakan kakinya untuk berjalan dengan berbagai cara, seperti maju dan mundur, jalan cepat dan pelan, melompat dan berjingkrak, berlari kesana-kemari, memanjat dsb yang kesemuanya dilakukan dengan lebih halus dan bervariasi. Untuk lebih jelasnya berikut disajikan tabel perkembangan motorik masa anak-anak awal
Usia (Tahun) Motorik kasar Motorik Halus
2,5 – 3,5 Berjalan dengan baik, berlari lurus ke depan Meniru sebuah lingkaran, tulisan cakar ayam, dapat makan menggunakan sendok, menyusun beberapa kotak
3,5 – 4,5 Berjalan dengan 80% langkah orang dewasa, berlari 1/3 kecepatan orang dewasa, melempar dan menangkap bola besar tapi lengan masih kaku. Mengancingkan baju, meniru bentuk sederhana, membuat gambar sederhana.
4,5 – 5,5 Menyeimbangkan badan di atas satu kaki, berlari jauh tanpa jatuh, dapat berenang di air yang dangkal Menggunting, menggambar orang, meniru angka dan huruf sederhana, membuat susunan yang komplek dengan kotak-kotak
Kondisi emosi
Selama masa kanak-kanak pola emosi anak sangat kuat hal ini terutama disebabkan karena anak masih labil dan belum seimbang sehingga mudah meledak-ledak. Hal ini mengakibatkan anak sangat sulit dibimbing dan diarahkan. Secara umum terjadi pada masa anak awal namun nampak jelas pada anak usia 2,5 – 3,5 tahun dan usia 5,5 sampai 6,5 tahun.
Pola-pola emosi yang umum pada anak marah
Selama masa anak awal kondisi emosi anak sangat kuat. Anak mudah terbawa ledakan-ledakan emosional sehingga sulit diarahkan. Sering terjadi anak ngambek, marah dan berteriak-teriak karena suatu hal yang sepele. Ketika orang tua berusaha membujuknya, anak justru semakin meledak marahnya, memukul atau melempar apa saja yang ada di sekitarnya. Hal ini bisa terjadi karena beberapa hal, pertama anak mengalami frustasi dengan keadaannya sedangkan dia tidak mampu mengungkapkan perasaannya dengan kata-kata atau ekspresi yang diinginkannya. Kedua, bisa juga karena anak merasa terlalu dibatasi padahal anak merasa mampu melakukan banyak hal. Kemungkinan ketiga bila anak tidak dapat melakukan sesuatu padahal ia yakin bisa melakukannya. Hal ini sering dialami oleh anak usia 2-3,5 tahun. Mengapa? Anak usia tersebut biasanya sudah mulai mengerti banyak hal dari yang didengar, dilihat maupun dialaminya, tetapi kemampuan bahasa atau berbicaranya masih sangat terbatas. Keempat, ledakan emosi juga bisa terjadi karena anak kecapean, tidak mau tidur siang dan kurang makan akibat terlalu asik bermain. Ledakan emosi kebanyakan lebih disebabkan karena masalah psikologis daripada fisiologis. anak mengungkapkan marah dengan nangis, teriak, melompat, memukul, menendang.
Posting Komentar